Sunday, August 22, 2010

Pembentukan Portofolio Investasi dengan menggunakan Metode Markowitz Diversification

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, investasi diartikan sebagai penanaman uang di suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Pada dasarnya investasi adalah membeli suatu asset yang diharapkan di masa yang akan datang dapat dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi. Investasi juga dapat dikatakan sebagai suatu penundaan konsumsi saat ini untuk konsumsi masa depan. Harapan pada keuntungan di masa yang akan datang merupakan kompensasi atas waktu dan resiko yang terkait dengan suatu investasi yang dilakukan. Hal ini selaras dengan apa yang dikatakan oleh Bodie, Kane dan Marcus (1998). Menurut mereka, investasi dapat diartikan sebagai komitmen terhadap sumberdaya sebagai ekspektasi untuk mendapatkan sumberdaya yang lebih besar dimasa yang akan datang.

Seseorang tentunya harus memikirkan masa depan dimana pada saat kebutuhan hidup terus meningkat, kebutuhan yang dimaksud dapat berupa pendidikan, sarana transportasi, kesehatan, tempat tinggal, kebutuhan untuk rekreasi, ibadah, hingga kebutuhan untuk masa tidak produktif. Dengan berpikir seperti hal tersebut, maka seseorang menyisihkan sebagaian dari pendapatannya di masa produktif dan menginvestasikan untuk masa dimana sudah kurang produktif.

Ada banyak pilihan dalam berinvestasi yang dapat dilakukan oleh seseorang, diantaranya yaitu membuka deposito, membeli asset property, emas, obligasi, reksadana atau saham. Dari pengertian investasi diatas, menyimpan atau memegang uang kas bukan merupakan investasi karena tidak memberikan tambahan penghasilan dimasa yang akan datang. Justru dengan menyimpan uang tunai nilainya akan turun tergerus inflasi. Tetapi sebaliknya menyimpan uang kas di bank dengan jumlah limit tertentu bisa diartikan sebagai kegiatan investasi, karena bank akan memberikan bunga atas dana yang tersimpan di rekening tabungan, meskipun dengan jumlah yang kecil.

Secara umum bentuk investasi terbagi menjadi dua jenis, yaitu: Riil Investment dan Financial Investment. Riil investment yaitu menginvestasikan dana dengan jumlah tertentu pada asset berwujud seperti halnya tanah, bangunan, emas, dan lain-lain Financial investment dapat diartikan menginvestasikan sejumlah dana tertentu pada asset financial seperti halnya sertifikat deposito, obligasi, reksadana, saham dan instrument surat berharga yang dapat diperdagangkan lainnya. Surat berharga yang dapat diperdagangkan sering disebut juga efek. Surat berharga atau efek ini dapat dibeli oleh investor di bursa efek.

Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang pasar modal, definisi dari bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantaranya. Di Indonesia, perdagangan saham dilakukan di Bursa Efek Indonesia. Tidak semua perusahaan dapat langsung mengeluarkan suatu efek (saham), oleh sebab itu perusahaan yang ingin menerbitkan efek harus memenuhi criteria atau peraturan yang ada sebelum menerbitkan suatu efek.

Dalam berinvestasi berlaku prinsip High Risk, High Return yakni tingkat imbal hasil (return) suatu instrument investasi juga akan diimbangi oleh resiko (risk) yang setara. Deposito merupakan asset investasi financial yang memberikan imbal hasil yang rendah, tetapi juga diikuti dengan tingkat resiko yang rendah juga. Sebaliknya, saham akan memberikan harapan imbal hasil yang besar, tetapi juga diikuti oleh tingkat resiko yang tinggi.

Untuk mengurangi resiko dalam investasi, pada umumnya investor akan menempatkan dananya pada beberapa asset yang berbeda. Penempatan dana pada asset yang berbeda sehingga membentuk suatu portofolio biasa disebut Diversifikasi.

Dalam dunia investasi terdapat kaidah yang berlaku umum yakni: “jangan letakkan semua telur dalam satu keranjang”. Investor perlu beberapa alokasi investasi yang berbeda jika tidak ingin terjerembab. Oleh sebab itu diversifikasi merupakan sebuah keharusan. Diversifikasi adalah prinsip terpenting dalam investasi sekaligus pilar utama dalam pembentukan portofolio. Investor umumnya percaya dan menerima hal ini sebagai hukum wajib. Sebagian besar ajaran investasipun menganjurkan hal yang sama. Jika anda mempunyai sejumlah dana, tidak dianjurkan untuk meletakkan semua dalam satu jenis investasi.

(bersambung)

Wednesday, August 11, 2010

KEBUN EMAS (sebuah contoh simulasi)

Kebun emas. Mewah sekali kedengarannya. Siapa coba yang tidak mau punya kebun isinya emas semua? Mungkin hanya orang bodoh yang tidak mau memiliki kebun emas. Kebun emas kalau orang bule menyebutnya Gold Garden. Tapi jangan sekali-kali menanyakan pada orang bule apa itu arti Gold Garden, pasti gak akan tahu. Karena cara berkebun emas ini murni penemuan orang Indonesia. Adalah Rulli Kusnandar yang menemukan metode investasi “Kebun Emas”. 

Konon dengan metode ini, investor emas dapat memperoleh emas hanya dengan membutuhkan 1/3 harga emas. Lho kok bisa? Penasaran kan?! Rasa penasaran anda tidak beda jauh dengan saya. Bagi yang berminat ingin lebih tahu mengenai cara berkebun emas, Rulli Kusnandar menyediakan ebook pada situs KebunEmas.com, seharga Rp 250.000 atau bagi yang ingin mengikuti seminarnya dengan tariff Rp 500 rb sd Rp 1 Juta. Mahal? ,Banget. Terutama bagi mahasiswa seperti saya :D. Bukannya saya ndak mau beli pak Rulli, kan sudah ada narasumber yang pinter dan sok tau. Mr Google. Jadi yah browsing aja lah nyari teu tentang Kebun Emas kemudian dibuat simulasi versi sendiri berdasarkan ilmu pengetahuan yang didapat dibangku sekolah. Ceileeeh..!

Lanjuttt..telah disebutkan sebelumnya bahwa investor hanya membutuhkan 1/3 harga emas untuk memperoleh emas. Trus 2/3 nya ditombokin darimana? Utang! Weleh-weleh.. investor kok nggak modal!. Modal lagi, tapi dikit hehe..

Jadi begini pemirsa yang budiman, penjelasan sederhannya, untuk memulai kebun emas kita harus mempunyai dulu bibit emas yang hendak ditanam. Bibitnya apa? Jagung!... yaelah, ya emas lah gituh!. Emas awal yang kita punya ini kemudian digadaikan ( sekali lagi G-A-D-A-I, bukan J-U-A-L) kemana? Yak pinter. Pegadaian. Tapi nanti dulu…, dijaman modern ini banyak sekali bermunculan Bank-bank syariah yang menawarkan jasa gadai emas, jadi manfaatkan saja bank syariah sepanjang biaya yang dikeluarkan lebih ekonomis daripada pegadaian.

Dana yang didapat dari gadai emas ini ( rata-rata 80% dari nilai taksiran ) untuk kemudian menjadi modal pembelian emas berikutnya. Kekurangan dana 20% untuk pembelian emas berikutnya bersumber dari investor sendiri. Jadi syarat mutlak untuk berkebun emas adalah mempunyai bibit emas awal dan mempunyai tambahan dana 20% (secara rutin) untuk pembelian emas berikutnya.

Emas kedua yang dibeli dari dana gadai plus dana sendiri untuk selanjutnya digadaikan kembali. Begitu seterusnya sampai investor merasa bahwa emas yang dibutuhkan sudah mencukupi. Emas yang terakhir dibeli oleh investor tidak boleh digadaikan, tetapi di hold sampai dengan harga emas naik sesuai target return investor. Setelah dirasa cukup waktunya untuk memanen, maka petani (investor) menjual emas terakhir yang dipegang dan hasil penjualannya digunakan untuk menebus emas yang pertama. Selanjutnya emas pertama dijual untuk menebus emas kedua. Begitu seterusnya sampai emas yang digadaikan terjual seluruhnya. Selisih hasil penjualan dengan modal sendiri yang dikeluarkan merupakan keuntungan atau kerugian investor kebun emas.

Untuk lebih jelas mungkin harus dituangkan dalam bentuk angka dan table. 
Asumsi:
Emas yang ditanam @25 gram sebanyak 5 buah
Kenaikan harga emas setiap tahun rata-rata 20%
Biaya gadai/ penitipan Bank Syariah Mandiri (BSM) /gram/tahun sebesar Rp472.500 (http: //purwo.com/2009/07/08/biaya-gadai-emas-di-bsm-bank-syariah-mandiri.html )
Pembelian dan penjualan emas dilakukan di Antam divisi Logam Mulia (bersertifikat). Spread jual dan beli sebesar 3.966%
Biaya pembelian emas batangan di antam sebesar Rp. 33.500
Harga 5 bulan pertama setiap tahun diasumsikan tetap.
Pada bulan January, Investor mempunyai emas batangan 25 gram, untuk selanjutnya emas tersebut digadaikan ke BSM dan memperoleh dana sebesar 80% atau Rp 7.060.000. Pada bulan berikutnya investor menambah dana pembelian 20% (modal) atau sebesar Rp 1.765.000 untuk membeli emas 25 gram yang kedua. Selanjutnya di gadaikan kembali, sampai dengan emas yang kelima (bulan May) tidak digadaikan (hold)

Setahun berikutnya, harga emas naik sebesar 20% dan investor hendak memanen kebun emas miliknya maka table pemanenan ditunjukkan dibawah ini.

Namun apabila investor menahan panennya, dan hendak memanen tahun berikutnya (2012) maka table perhitungan ditunjukkan dibawah ini:

Hasil bersih panen kebun emas adalah
Terlihat disini hasil panen tahun pertama sebesar 26% (Laba) sedangkan kenaikan harga emas hanya sebesar 20%. Hal ini merupakan hasil dari daya ungkit pembiayaan (financial laverage) dimana dana yang didapat dari gadai memberikan hasil keuntungan bersih kepada investor.
Sedangkan apabila investor memanennya dua tahun kemudian, justru laba yang didapatkan semakin tinggi. Inilah yang disebut oleh Albert Einstein sebagai keajaiban di dunia yakni compounding (bunga majemuk).

Kesimpulan 1: Semakin lama jangka waktu investasi, maka tingkat keuntungan yang didapat investor makin besar (masuk dalam klasifikasi investasi menengah/jangka panjang)

Bagimana seandainya emas yang ditanam lebih sedikit? Misal 3 buah @25 gram?
Panen tahun 1 atau 2 :
Hasil panen atas investasi 3 emas:

Jika dibandingkan dengan 5 emas, maka jumlah keuntungan (gain) dari investasi kebun emas sebanyak 3 emas lebih sedikit. Pada investasi 5 emas gain yang didapat sebesar 26% sedangkan 3 emas sebesar 22%.
Kesimpulan 2: semakin banyak dana yang didapat dari gadai (utang) semakin tinggi return keuntungan yang akan didapat dari investor

Resiko
Telah ditegaskan sebelumnya bahwa asumsi harga emas akan naik sebesar 20%. Ini penting. Karena prinsip dasar investasi kebun emas adalah investor merasa yakin bahwa harga emas akan naik. Bila investor tidak yakin harga emas akan naik (stabil) atau bahkan turun maka disarankan JANGAN BERKEBUN EMAS. Karena kalau harga emas turun maka dapat dipastikan investor akan mengalami kerugian. Wajarlah, ndak ada yang dapat menjamin investasi pasti untung melulu.

Jadi penting disini adalah titik dimana investasi tersebut kembali modal (Break even point) dan titik dimana keuntungan kebun emas sama dengan keuntungan yang didapat apabila kita membeli dan menyimpan sendiri emas.

Dari contoh diatas, 5 emas, maka titik kembali modal Break Even Point (dapat dicari dengan Solver MS Excel 2007 ) adalah bila harga emas naik 9.064% setahun. Bila harga emas naik dibawah 9.064%, investor masih dalam keadaan rugi.
 
Sedangkan titik dimana return investasi kebun emas (5 emas diatas) sama dengan return invetasi dengan membeli dan menyimpan sendiri emasnya (dapat dihitung dengan solver excel MS 2007) adalah apabila harga emas naik sebesar 15.742% setahun. Jadi apabila harga emas naik antara 9.064% sampai dengan 15.742% setahun, maka lebih baik investor membeli dan menyimpan sendiri.
Dalam 10 tahun terakhir harga emas mengalami lonjakan yang cukup berarti. Sebagai referensi tambahan, berikut disajikan chart harga emas dunia dalam US$ tahun 1950 sd 2010 dari blog EOWI-nya Imam Semar, silakan putuskan sendiri :D
(Tulisan ini hanya pendapat pribadi penulis dari berbagai sumber di internet, bukan saran untuk melakukan investasi. Disclaimer)




Wednesday, August 4, 2010

Bond Portofolio Management menggunakan Solver Add-ins MS Excel 2007

Pada tulisan sebelumnya telah diuraikan secara umum mengenai aplikasi Solver Add-in Microsoft Excel. Pada bagian ini penulis mencoba mempraktekkan cara pemanfaatan solver dalam menentukan proporsi dan alokasi dana pada tiap-tiap obligasi yang dipilih. Agar tidak terlalu melebar, tulisan ini membatasi pada praktek pembentukan portofolio obligasi dengan menggunakan solver dan tidak menjelaskan perihal pengertian obligasi, jenis obligasi, karakteristik obligasi, penilaian obligasi dll.

Dalam kegiatan berinvestasi di pasar obligasi, investor juga memerlukan strategi agar tingkat return yang didapat sesuai dengan tingkat return yang diharapkan (expected return). Pasar obligasi umumnya akan menarik bila kondisi ekonomi cenderung menurun. Pada kondisi dimana inflasi diestimasikan naik, harga obligasi akan turun tetapi yieldnya meningkat. Kondisi ini akan memberikan dampak negative terhadap nilai riil pendapatan tetap yang diperoleh dari obligasi. Untuk meminimalisir resiko, biasanya investor mengalokasikan dananya pada berbagai jenis asset membentuk portofolio.

Strategi pengelolaan investasi obligasi dibedakan menjadi tiga macam, yakni:
1. Strategy Pengelolaan Pasif 
Didasari pemikiran bahwa pasar dalam kondisi efisien, sehingga harga-harga sekuritas dipasar sudah ditentukan secara tepat sesuai dengan nilai intrinsiknya. Investor tidak secara aktif mencari kemungkinan strategi perdagangan tertentu yang bisa menghasilkan abnormal return. Investor hanya memonitor kinerja portofolio yang dibentuk agar tetap sesuai dengan preferansi investor dan tujuan investasi mereka. Strategi yang dapat dilakukan : strategi beli dan simpan (buy and hold) dan strategi mengikuti indeks pasar (indexing).
2. Strategy Pengelolaan Aktif
Tujuannya investor ingin memperoleh return yang lebih besar (capital gain) tidak sekedar memperoleh pendapatan tetap dari kupon
Cara : 
- mengestimasi perubahan tingkat bunga
- Mengidentifikasi berbagai obligasi yang harganya tidak sesuai dengan nilai intrinsiknya
3. Strategy Imunisasi
Strategi yang berusaha untuk melindungi portofolio terhadap risiko tingkat bunga dengan cara meniadakan pengaruh dua komponen tingkat bunga yaitu risiko harga dan risiko reinvestasi. Investasi obligasi dapat diimunisasi dengan cara menyamakan durasi obligasi dengan horizon investasi. Strategi imunisasi : strategi kombinasi antara strategi pasif dan strategi aktif

Dari ketiganya, strategi imunisasi merupakan pilihan yang paling bijak. Inti pokok dari strategy ini adalah menyamakan durasi obligasi dengan jangka waktu investasi dan menginvestasikan hasil pendapatan dari obligasi ke dalam investasi risk free (misalnya Sertifikat Bank Indonesia). Hal ini mengingat harga pasar obligasi dipengaruhi oleh tingkat bunga di pasaran. Apabila BI Rate naik maka harga obligasi akan turun. Sehingga tambahan penghasilan dari kenaikan BI Rate akan mengurangi kerugian dari penurunan harga pasar obligasi. 

Agar lebih jelas, diuraikan contoh soal sebagai berikut:
Dana Pensiun Pasti Makmur (DP PM) hendak menginvestasikan dananya dengan target 3 tahun dan mengharapkan nilai dana sebesar Rp 200 Milyar, target return 10%. Demi keamanan investasi jangka pendeknya, DP PM akan menanamkan dananya pada investasi obligasi. Pilihan obligasi yang prospektif terdiri dari Bond A nominal Rp 1000, Kupon 12%, YTM 10%, Maturity 5 tahun dan Bond B nominal Rp 1000, Kupon 12%, YTM 12%, Maturity 2 Tahun. Berapakah dana yang dibutuhkan oleh DP PM dan berapa alokasi dana pada tiap jenis obligasi?

Untuk menyelesaikan pertama-tama adalah menghitung kebutuhan dana awal yang dapat dihitung dengan rumus Present Value = 200 M / (1+10%) ^3 atau sebesar Rp 150.262.960.180,-

Kemudian ditentukan durasi masing-masing obligasi (Bond A dan Bond B)

Setelah diketahui durasi masing-masing obligasi, maka strategi imunisasi dengan menyamakan durasi obligasi dengan jangka waktu investasi dapat dihitung. Penghitungan ini dapat dilakukan secara manual atau dengan menggunakan Solver Excel. Sebagai berbandingan akan ditunjukkan cara penghitungan secara manual (persamaan matematik) dan dengan menggunakan Solver.

Penghitungan manual
Bobot Obligasi A (Wa) + Bobot Obligasi B ( Wb) = 100% >> Wa + Wb = 1 (persamaan1)
Menyamakan durasi >> 4.07 Wa + 1.89 Wb = 3 (persamaan2)
Persamaan 1 dan 2 digabung:
4.07 ( 1-Wb ) + 1.89 Wb = 3
Wb = 4.07-3 / 4.07 – 1.89
Wb = 0.49  
Persamaan 1: Wa + Wb = 1 >> Wa = 1 – 0.49 = 0.51
Jadi bobot masing-masing obligasi adalah
Obligasi A sebesar 51% dan Obligasi B sebesar 49%


Cash flow yang diterima oleh DP PM atas investasi obligasi A dan B selama 3 tahun sebagai berikut:
Perhitungan dengan Solver
Pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana menghitung proporsi alokasi dana investasi DP PM pada Obligasi A dan Obligasi B. Untuk menyelesaikan suatu problem penghitungan dengan menggunakan solver, pertama-tama harus diidentifikasikan dulu fungsi tujuan yang hendak dicari. Tujuan yang hendak dicapai dalam pembentukan portofolio obligasi adalah Yield Portofolio sebesar-besarnya (maksimal), atau dalam model matematik:
Memaksimalkan Yield Portofolio = (Weigth Bond A x YTM Bond A)+(Weight Bond B x YTM Bond B)
Contoh penjabaran dalam lembar kerja Excel :

Buka menu solver pada lembar kerja Excel ( Data>Analysis>Solver) dan isikan parameter sebagai berikut:
Target Cell yakni memaksimalkan Yield Portofolio pada sel E9 dan proporsi obligasi yang ‘dimanipulasi’ pada C3:D3 dimasukkan dalam menu By Charging Cells.
Batasan (constraints) yang ditetapkan adalah sebagai berikut:
- Variable non negative untuk proporsi tiap obligasi ( >=0)
- Jumlah seluruh dana investasi 100% ( E3=1 )
- Portofolio Duration = Investment Time Horison (E8=E7)
Setelah setiap parameter diisikan, klik Solve maka akan muncul hasil untuk proporsi masing-masing obligasi A dan Obligasi B sebesar 51% dan 49% ( sama dengan perhitungan manual ) seperti terlihat dibawah ini

Perhitungan contoh diatas masih tergolong sederhana karena hanya melibatkan 2 variable (Bond A dan Bond B), sehingga bila menggunakan perhitungan manualpun tidak ada kesulitan. Tetapi akan menjadi kendala tersendiri apabila variable yang dipakai banyak. Misalkan tersedia enam macam obligasi, maka akan dibutuhkan minimal 6 jenis persamaan untuk mencari masing-masing proporsi variable obligasi. Contoh untuk variable enam jenis obligasi seperti dibawah ini dengan cara penyelesaian menggunakan solver seperti diatas.


Glossary:
1. Yield to Maturity (YTM) adalah tingkat return majemuk yang akan diterima investor apabila membeli obligasi pada saat ini dan menahannya hingga jatuh tempo.
2. Durasi (Durations) adalah jumlah tahun yang diperlukan untuk bisa mengembalikan harga pembelian obligasi tersebut.
 

Tuesday, August 3, 2010

Penggunaan Solver Microsoft Excel untuk Optimalisasi Portofolio

(Tulisan ini dibuat sebagai rangkuman referensi Solver Add-ins Excel sebagai bahan pembuatan tugas akhir pada Program Pasca Sarjana Universitas Mercubuana- Jakarta)

Solver merupakan salah satu fasiltas tambahan (Add-ins) yang terdapat pada program Microsoft Excel. Fasilitas ini terdapat pada MS Excel versi 2007 maupun versi sebelumnya. Solver disediakan oleh MS Excel berfungsi sebagai tool untuk mencari nilai optimal pada suatu formula pada sel lembar kerja Excel ( atau disebut sel target ). Nilai yang diharapkan dapat berupa nilai paling maksimum, nilai paling minimum atau nilai tertentu yang diharapkan. Microsoft Excel Solver mengkombinasikan fungsi dari suatu Graphical User Interface (GUI), suatu algebraic modeling language seperti GAMS (Brooke, Kendrick, dan Meeraus 1992) atau AMPL (Fourer, Gay, and Kernighan 1993), dan optimizers untuk linier, nonlinear, dan integer program. Masing-masing fungsi ini terintegrasi ke dalam spreadsheet program.
Fitur Solver ini diinstal secara tersendiri karena fasilitas tambahan / optional. Cara mengaktifkannya tidaklah sulit. Langkah-langkah mengaktifkan Solver Add-ins sebagai berikut:
1. Buka worksheet Microsoft Excel 2007
2. Klik Costumize Quick Access Toolbaar pada bagian kiri atas
3. Pilih More Command > Add-ins
4. Pilih Solver Add-in > Go
5. Kemudian klik OK dan ikuti istruksi selanjutnya.
6. Apabila pada menu Data > Analysis, terdapat menu Solver maka proses pengaktifan Solver Add-in telah berhasil
Yang perlu diingat, pada saat penambahan fasilitas ini memerlukan master MS Office itu sendiri untuk proses penginstalan baik itu berupa CD master ataupun suatu folder tersendiri yang menyediakan master yang dibutuhkan
Solver merupakan suatu bagian dari serangkaian perintah (command) yang saling berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu group terhadap satu formula dalam suatu sel target. Perintah ini biasa disebut What-if Analisys Tools.

Pada dasarnya Solver terdiri dari 3 (tiga) bagian, yakni:
1. Sel Target ( Target Cell )
Merupakan bagian solver sebagai tempat dimana hasil akhir pemrosesan/eksekusi suatu formula ditempatkan. Dalam excel, fungsi tujuan berada dalam satu cell saja. Dimana di dalam cell ini terdapat formula excel dari cell lainnnya. Selain itu, kita harus menentukan tujuan kita itu apa. Apa mau mencari fungsi minimum (meminimumkan Target Cell), fungsi maksimum (memaksimumkan Target Cell), atau membuat fungsi sama dengan nilai tertentu (Value of).
2. Sel Pengatur ( Adjusted Cell )
Solver mengatur perubahan nilai pada sel yang spesifik, untuk memproduksi hasil perlu spesifikasi dari formula pada sel target. Sel pengatur ini harus mempunyai kaitan dengan sel target dalam suatu lembar kerja excel.
3. Sel Pembatas (Constrained Cell)
Constraint digunakan untuk membatasi nilai solver yang dapat digunakan pada suatu model tertentu dan constraint mengacu pada sel lain yang memperngaruhi formula pada sel target.
Menu solver dapat dilihat dibawah ini: ( Data> Analysis > Solver )
Solver parameters :
- Set Target Cell : merupakan sel yang dijadikan target (dalam bentuk formula/rumus )
- Equal To : tujuan yang hendak dituju Maximal/Minimal/Nilai tertentu (Value Of)
- By Changing Cells : yakni sel asal perhitungan sel target yang dapat dimanipulasi nilainya.
- Subject to the Constraints: Batasan-batasan yang diatur dalam perhitungan formula misalnya: nilai yang ditentukan harus positif (x >= 0) dll.

Pada menu Box Dialog Options, set satu atau lebih pilihan yang disediakan:


 a. Solusi waktu dan iterasi
Pada Max Time box, tuliskan nomor dari waktu (dalam detik/second) yang diizinan untuk solusi waktu. Pada box Iterations, masukkan nomor maksimal dari iterasi yang diizinkan.
b. Degree of Precision
Pada Precision box, ketikkan derajat ketepatan (Degree of Precision) yang diinginkan, semakin kecil angka itu semakin tinggi ketapatan yang dihasilkan.
c. Integer Tolerance
Pada box Tolerance, ketik persentase error yang diizinkan pada saat mengeksekusi solusi.
d. Degree of Convergence
Pada Convergence box, ketik jumlah perubahan relatif yang diizinkan pada lima iterasi terakhir sebelum Solver berhenti dengan solusinya. Semakin kecil angka semakin sedikit perubahan relatif yang diizinkan.

Solver dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang antara lain: 
1. Coporate Finance, meliputi working capital management, capital budgeting, inventory management, cash management, capacity planning, etc.
2. Investment, meliputi Portofolio optimization-Markowitz Model, Stock Portofolio Management, Portofolio Optimization-Sharpe Model (CAPM), Bond Portofolio Management, Bond Portofolio Exact Matching, etc.
3. Production, meliputi product mix, machine allocation, blending, process selection, cutting stock, etc.
4. Distribution, meliputi transportation model, multi-level and multi-commodity transportation model, partial loading, facility location, production/transportation model, etc.
5. Purchasing, meliputi contract awards, inventory stocking/reordering, media planning, purchasing/transportation model, etc.
6. Human Resources, meliputi crew scheduling, office assignment, employee scheduling, workforce composition, workforce movement, etc.

Pada bagian selanjutnya akan diberikan contoh penggunaan fasilitas solver dalam optimalisasi Bond Portofolio Management dan Portofolio Optimization-Markowitz Model. Perhitungan ini apabila dilakukan secara manual akan memakan waktu yang lama, sedangkan bila menggunakan Solver akan jauh lebih cepat dan akurat.



Followers